Ayah Keluarkan Anaknya dari Sekolah Agar Fokus Main Game
Weitekno.Blogspot.Com - Di saat poly orangtua memerangi kecanduan main game, ada seorang ayah mendorong anaknya buat terjun ke dunia game secara profesional.
Bahkan dia sampai mengeluarkan anaknya menurut sekolah supaya bisa main game setiap hari. Agar anaknya penekanan dalam meniti karir menjadi atlet eSports.
Pria ini mengaku kalau semenjak lama mengenalkan game kepada anaknya. Bahkan semenjak usia 3 tahun dia sudah mengajak anaknya main game.
Baca Juga
Berhadiah Rp 2,4 M, Kompetisi eSports SEACA 2019 Digelar November
Total Hadiah The International 2019 Tembus Rp 418 M, Cuma DOTA 2 yang Bisa!
EVOS Esports & BOOM ID Gagal Wakili Indonesia ke The International 2019
Potret Lomba Nintendo Tahun 1989, Apakah Ini Asal Mula eSports?
Tak butuh lama , anak ini sudah memberitahuakn bakatnya pada main game. Bahkan dalam usia 7 tahun beliau sudah terampil memainkan game Halo.
Lalu dalam usia 10 tahun dia telah mengalahkan gamer lokal di daerahnya. Jordan pun memenangi turnamen game menggunakan hadian 2.000 dolar Alaihi Salam atau setara Rp 27,9 jutaan.
Semenjak itu, Dave pun menyadari potensi anaknya untuk menjajaki karier menjadi atlet eSports. Lantaran itulah beliau mendukung putranya main game.
"Begitu beliau mulai menang, itu mudah buat masuk seluruh," istilah Dace pada The Boston Globe.
Kini Jordar telah berusia 16, ia dianggap-sebut menjadi pemain Fortnite paling sukses di dunia. Ia pula lolos ke kejuaraan dunia Fortnite.
Dengan nama Crimz, remaja ini bakal bersaing dengan 200 pemain atlet eSports ternama lainnya di kejuaraan global Fortnite.
Mereka akan meperebutkan total hadiah 30 juta dolar AS atau lebih kurang Rp 400 M. Apakah Jordan mampu menerangkan kemampuannya pada kejuaraan eSports ini?
Keberhasilan Jordan bukan hanya karena bakatnya, melainkan jua lantaran latihan yg dijalani setiap hari. Ia berfokus main game Fortnite antara 8 hingga 10 jam sehari.
Untuk itu, Dave Herzog telah mengeluarkan Crimz menurut sekolah supaya sanggup fokus menjalani latihan main game Fortnite hariannya.
Awalnya, keputusan mengeluarkan Jordan menurut sekolah menerima tentangan berdasarkan ibunya. Tetapi Dave Herzog gelak tawa dan tidak menyesali keputusannya.
Setelah gamer remaja ini lolos ke kejuaraan global Fortnite ini, Dave Herzog pun mengirimkan email sekolah untuk memberitahu berapa uang yang dihasilkan Jordan apabila menang.
Apa yg dilakukan ayah pada anaknya ini jelas saja menuai kontroversi. Banyak orangtua lainnya yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan Dave Herzog.
Tetapi Dave Herzog menjamin jikalau itu hanya masalah persepsi. Apabila yg dilakukan jordan adalah olahrga atau piano, mungkin orang tidak akan banyak komentar.
Tetapi lantaran ini video game, sehingga poly yg menentangnya. Pria 49 tahun ini pula mengakui jikalau gaya hayati anaknya seperti umumnya remaja lainnya.
"Aku tahu ada interaksi (seperti) kamu, aku , kebanyakan orang rindukan, tapi ia punya momen besar sekarang, & kita harus mengambil keputusan," kata Dave.
"Teman-teman tiba dan pulang, dan sebagainya, namun ini bisa menjadi karier & masa depan aku ," kata Jordan kepada The Boston Globe.
Crimz sendiri telah mengumpulkan uang sampai 60.000 dolar AS atau Rp 839 jutaan menurut main game. Dan ayahnya sudah merencanakan investasi atas nama anaknya.
Dave Herzog percaya kalau Jordan mempunyai kesempatan buat membentuk karier menjadi atlet eSports bagi dirinya menggunakan ketenaran, pujian, dan penghasilannya sendiri.
Comments
Post a Comment